Susan Bowerman, M.S., R.D., CSSD, CSOWM, FAND - Sr. Director, Worldwide Nutrition Education and Training 21 Juli 2023
Mungkin Anda pernah mendengar beberapa hal tentang kedelai, susu kedelai, dan produk kedelai yang membuat Anda berpikir. Apakah ini semua aman? Banyak orang yang merasa tidak perlu khawatir tentang fitoestrogen alami dalam kedelai. Apa sebenarnya fitoestrogen itu, dan apa efeknya pada tubuh?
Sebagai ahli diet, saya sering merekomendasikan protein sehat seperti kedelai dan tahu dalam banyak resep dan pola makan saya. Namun, terkadang orang protes karena mendengar hal-hal buruk tentang kedelai. Meskipun pro dan kontra tentang kedelai telah diteliti secara lebih jauh dalam beberapa dekade terakhir, masih banyak mitos dan kesalahpahaman yang beredar.
Manfaat Kedelai: Apakah Ini Benar-Benar Baik untuk Anda?
Makanan kedelai telah lama dikenal sebagai sumber protein yang baik, dan di beberapa bagian dunia, kedelai telah menjadi bagian dari makanan kita selama ribuan tahun. Faktanya, ada banyak penelitian yang mendukung banyak manfaat kesehatan dari kedelai namun masih ada beberapa kebingungan.
Kedelai tidak banyak menjadi makanan pokok di dunia barat. Namun, makanan kedelai tradisional, seperti susu kedelai, tahu, miso, dan tempe, telah menjadi makanan yang lazim dikonsumsi di Asia Timur selama berabad-abad, di mana makanan ini tidak hanya dihargai karena keserbagunaannya, tetapi juga karena nutrisi sehat yang ditawarkannya.
Kedelai memiliki profil dgn nutrisi yg bermanfaat
Meskipun semua biji-bijian menyediakan protein, kedelai menempati urutan teratas dalam hal kualitas protein. Sebagai protein nabati yang lengkap, kedelai mengandung semua blok pembangun asam amino esensial yang digunakan untuk membuat semua jenis struktur protein khusus yang dibutuhkan tubuh kita.
Kedelai juga rendah lemak jenuh dan secara alami bebas kolesterol karena hanya hewan dan produk hewani yang mengandung kolesterol. Hal ini, ditambah dengan fakta bahwa sebagian besar lemak dalam kedelai adalah lemak tak jenuh ganda, membuat kedelai menjadi makanan yang menyehatkan jantung.
Menambahkan makanan kedelai ke dalam pola makan Anda dapat meningkatkan asupan vitamin, seperti folat dan vitamin K, serta mineral seperti kalsium, magnesium, dan zat besi. Selain itu, Anda akan meningkatkan asupan serat jika mengonsumsi kedelai utuh - dan Anda tidak bisa mendapatkan serat dari protein hewani.
Protein kedelai mendukung pembentukan otot
Ketika orang berpikir tentang protein pembentuk otot, mereka biasanya berpikir tentang protein whey. Protein kedelai sebenarnya juga efektif untuk meningkatkan pertumbuhan otot, tetapi stigma yang menentang konsumsi kedelai dan isoflavon alaminya - fitoestrogen (atau "estrogen tanaman") - telah membuat beberapa konsumen menghindarinya. Mereka percaya bahwa senyawa tanaman ini dapat menurunkan kadar testosteron dan mengganggu perkembangan otot.
Mitos ini tidak benar. Menurut sebuah tudi meta-analisis yang berkaitan dengan protein kedelai dan isoflavon disimpulkan bahwa baik makanan kedelai maupun suplemen isoflavon tidak memiliki efek yang signifikan terhadap konsentrasi testosteron pada pria.
Kedelai merupakan sumber protein yang baik dan juga kaya akan arginin, asam amino yang digunakan tubuh untuk memproduksi oksida nitrat. Oksida nitrat meningkatkan aliran darah ke otot, yang membantu menyalurkan nutrisi dan oksigen selama Anda berolahraga.
Kedelai merupakan pilihan protein alternatif yang berkelanjutan dari pilihan protein hewani.
Anda dapat membantu planet ini dengan mengonsumsi lebih banyak protein nabati seperti kedelai. Jika dibandingkan dengan dampak lingkungan dari beternak hewan ternak, produksi kedelai menggunakan lebih sedikit air dan lahan serta menghasilkan lebih sedikit gas rumah kaca.
Terlepas dari manfaat-manfaat ini, beberapa orang masih ragu untuk mempercayai makanan kedelai, sering kali mengutip rumor atau penelitian yang sudah ketinggalan zaman. Mari kita mencari tahu dari sumber yang berbasis ilmu pengetahuan untuk menjawab pertanyaan dan klaim umum ini.
Mitos dan Kekhawatiran Seputar Kedelai: Apakah Fitoestrogen Buruk?
Estrogen tanaman tidak sama dengan estrogen alami yang diproduksi oleh tubuh. Memahami perbedaannya adalah kuncinya.
Kesalahpahaman ini tampaknya berasal dari fakta bahwa kedelai (dan banyak makanan lainnya), mengandung senyawa tanaman alami yang disebut isoflavon, yang diklasifikasikan sebagai "fitoestrogen" ("fito" berarti "tanaman").
Jadi, ketika orang mendengar bahwa makanan kedelai mengandung "fitoestrogen", mereka mungkin berpaling dari makanan kedelai karena takut bahwa makanan tersebut akan membuat tubuh terpapar "terlalu banyak estrogen". Tidak benar.
Perbedaan antara :
Bagaimana cara kerja fitoestrogen di dalam tubuh?
Dan di sinilah letak efek unik dari fitoestrogen: fitoestrogen dapat bertindak seperti estrogen pada beberapa jaringan, sementara pada jaringan lainnya, fitoestrogen dapat mengganggu kerja estrogen alami tubuh. Jadi, senyawa tanaman ini dapat meniru efek estrogen pada jaringan yang mungkin bermanfaat - dan pada saat yang sama, senyawa ini dapat mengganggu kerja estrogen pada jaringan lain di mana berkurangnya paparan estrogen dapat dianggap sebagai pelindung.
Intinya adalah ini: efek isoflavon dalam tubuh manusia telah dipelajari secara ekstensif, dan sebagai artikel ulasan terbaru mencatat, "Tidak ada indikasi risiko terhadap kesehatan manusia karena mengonsumsi kedelai atau isoflavon kedelai sebagai bagian rutin dari makanan ... sebaliknya, penelitian selama beberapa dekade terakhir menunjukkan efek perlindungan dari senyawa ini."
Apakah kedelai meningkatkan risiko kanker payudara?
Isoflavon kedelai tidak meningkatkan risiko kanker payudara. Kebingungan tentang fitoestrogen ini telah membuat beberapa wanita menghindari makanan kedelai dengan keyakinan yang keliru bahwa estrogen dari tanaman ini akan meningkatkan paparan estrogen dalam tubuh mereka dan meningkatkan risiko kanker payudara. Namun, ternyata yang terjadi adalah sebaliknya.
Dapatkah kedelai benar-benar mengurangi risiko kanker payudara?
Dalam kasus kanker payudara, kekhawatiran tentang kedelai yang meningkatkan kadar estrogen alami tidak berdasar. Faktanya, insiden kanker payudara lebih rendah di negara-negara yang mengonsumsi kedelai secara teratur.
Dalam studi epidemiologi di Asia, konsumsi kedelai yang lebih tinggi di awal kehidupan dikaitkan dengan Penurunan risiko kanker payudara sebesar 25 hingga 60 persen. Demikian pula, North American Menopause Society telah menyimpulkan bahwa isoflavon berbasis kedelai tidak meningkatkan risiko kanker payudara atau endometrium.
Apakah kedelai memiliki efek feminisasi pada pria?
Dikenal dengan sebutan "man boobs," mitos ini telah menyebabkan beberapa pria menghindari produk kedelai sama sekali. Meskipun hal ini menjadi berita utama, hal ini telah dilaporkan hanya dalam satu penelitian yang mendokumentasikan efek "feminisasi" pada seorang pria berusia 60 tahun yang minum tiga liter susu kedelai setiap hari.
Diperkirakan bahwa subjek mengonsumsi 360 miligram isoflavon per hari - sembilan kali lipat jumlah isoflavon yang biasanya dikonsumsi oleh pria Jepang yang lebih tua, di mana asupan kedelai mereka sudah lebih tinggi daripada rata-rata di seluruh dunia. Asupan kedelai yang tinggi pada subjek juga berada dalam konteks pola makan yang tidak seimbang dan kurang nutrisi karena sebagian besar konsumsi kalorinya berasal dari makanan berbahan dasar kedelai.
Seseorang tidak boleh menarik kesimpulan dari satu kasus, dan dalam berbagai uji klinis belum ada laporan efek feminisasi pada pria yang terpapar isoflavon kedelai sebanyak 150 miligram sehari.
Cara Memasukkan Lebih Banyak Kedelai ke Dalam Pola Makan Anda
Kedelai sebenarnya sangat serbaguna, dan ada banyak cara yang mudah dan praktis untuk menikmati kedelai setiap hari. Berikut ini beberapa contohnya:
Sumber : https://www.herbalife.com/id-id/wellness-resources/articles/soy-power
JUL 212023